Selasa, 24 Januari 2012

Surat Biasa


sesekali kita bertemu, berusaha untuk saling toleransi antara batas persahabatan. skenario perjalan kita pun mengharuskan merekam dan memainkan ulang di kepala ku sebagai kekasih impian, dan sementara setiap detiknya tidak pernah kurasa kamu memikirkannya.

mungkin butuh kejujuran, namun ketika berusaha untuk jujur pun itu menyudutkan ku diruang keraguan,.. sama seperti menginjak ranjau kewaspadaan dimana setiap saat akan meledak dapat menghancurkan semua harapan

ketika permainan pikiran tidak dapat di bedakan, sering pertanyaan ini bermunculan,..

"kapan kamu akan menyadari bahwa pengalaman ini adalah bagian yang tidak dapat dipisahkan dari seutas perasaan persahabatan ??"

"kapan kamu akan berani untuk menoleh kebelakang untuk melihat dan menghitung seberapa banyak pengalaman yang kita alami bersama?"

seperti hubungan yang kita bangun tanpa keteraturan dan hubungan seperti hantu yang tidak dapat menjejakkan kakinya di bumi,

untuk kesekian kalinya kita bertemu maka kesekian kalinya juga kegilaan akan jatuh hati kepadamu itu terjadi berulang kali, dan kamu sendiri memilih untuk menentang jauh perasaan ini..
apa yang kita butuhkan adalah pembicaraan yang bermuara di semesta luas tak terbatas dimana galaksi bersanding sejajar, setidaknya inilah tujuan ku..

mungkin butuh waktu untuk menunggu kesempatan ini, ataupun butuh semesta mulai bergeser dari keseimbangannya mutlak, dan sejarah ini pun akan melekat antara khayalan dan realitas..

isyarat yang mampu kau abaikan tanpa rasa apapun, seakan kamu memencet tombol berhenti dan denyut nadi mu pun mengalir tanpa beban..

hingga akhirnya akan lebih mengamati melalui teleskop harapan, dan sesekali akan kuberikan kompas  waktu untuk menyadarkan mu ketika kamu akan mendapati rasa bosan dan berteriak-teriak... dan semuanya itu menuju pada harapan kekasih impianku.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar